Kamera 1

Kamis, 22 November 2012

Otak Kanan yang Kreatif dan 3 Inovatif dalam Bisnis


Otak kanan yang kreatif dan inovatif menurut Purdi E. Chandra sudah cukup memadai sebagai bekal terjun ke dunia bisnis, walau dalam skala usaha kecil menengah. Direktur Utama Primagama ini menilai banyak orang ragu dalam berbisnis karena terlalu pandai. Sementara itu, orang yang oleh guru-guru formal dianggap bodoh, justru menjadi seorang wirausaha yang sukses. Penyebabnya, menurut Purdi, jika orang terlalu pandai akan mengetahui risiko berbisnis, terlalu banyak pertimbangan, justru mereka tidak berani menerjuni bisnis. Takut gagal, akhirnya gagal mencoba. Celaka! Ya, kan? Ya, toh? Ini cara berpikir otak kiri. Sebagai entrepreneurship sejati, seharusnya mindset yang dibangun adalah konsep berpikir kerja otak kanan; action dulu, baru dipikir dan dievaluasi.

Perjalanan Purdi E. Chandra sebagai wirausahawan sukses selalu mengandalkan otak kanan, tidak banyak petimbangan. Jalankan dulu bisnisnya, baru mikir. Alasannya, kalau usaha sudah dibuka, pasti akan mikir. Mikir bagaimana agar usahanya jalan dan menghasilkan untung. Ya, kan? Ya, toh? Bondho  nekad jadi andalan. Ia tinggalkan kuliahnya di empat fakultas di UGM dan IKIP Yogyakarta. Lalu dengan modal Rp300 ribu ia dirikan lembaga bimbingan tes Primagama pada 10 Maret 1982 di Yogyakarta. Sebuah peluang bisnis potensial yang kala itu tidak banyak dilirik orang. Ia sukses membuat Primagama beromset hampir 70 milyar per tahun, dengan 167 cabang di lebih dari 106 kota.

Menyusul kemudian, Ia dirikan IMKI, AMIKOM, Entrepreneur University, dan terakhir Sekolah Tinggi Psikologi di Yogyakarta. Grup Primagama pun merambah bidang radio, penerbitan, jasa wisata, ritel, dll. Semua itu dimulai dengan keberanian mengambil risiko.Bisa saja memulai usaha kecil menengah.

Bagi Purdi, entrepreneur sukses pastilah bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Namun, itu saja tidak cukup berarti bagi bangsa ini. “Saya memimpikan bisa melahirkan banyak lagi pengusaha-pengusaha. Dengan demikian, makin banyak pula lapangan kerja diciptakan. Itulah Mega Entrepreneur,” ungkap Purdi dalam kesempatan wawancara dengan Edy Zaqeus dan David S. Simatupang yang dimuat di majalah Berwirausaha.